Kebiasaan Buruk Mahasiswa Yang Harus Dihindari. Sulit Tetapi Harus Dilakukan!

Mahasiswa (sumber foto: google.com) 

Kampusungu- Kuliah adalah proses pembelajaran tingkat lanjut di bidang formal setelah menyelesaikan SMA. Meskipun begitu, mahasiswa yang menempuh proses belajar di tingkat ini tidak lepas dari kebiasaan buruk dan berpengaruh pada performanya, baik secara akademik maupun non-akademik. Dilansir dari detik.com ada beberapa kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh mahasiswa seperti yang dijelaskan berikut ini:

Sebuah penelitian dilakukan oleh pengajar Universitas Raja Abdulaziz, Arab Saudi bernama Mamoon Muhsin Alaraj. Penelitian tersebut membahas bagaimana pengaruh kebiasaan buruk yang dilakukan mahasiswa terhadap kelangsungan akademik.

Mamoon dan dua rekannya juga mengidentifikasi dampak yang muncul ketika mahasiswa menerapkan kebiasaan buruk. Di antaranya adalah kurangnya perhatian di kelas, ketidakpedulian terhadap tugas, ketidaksiapan untuk menghadapi ujian, dan perasaan lelah yang konstan.

Kebiasaan buruk ini disadari oleh mahasiswa kebanyakan. Namun, sebagaimana kebiasaan pada umumnya, hal ini cukup sulit untuk diubah. Pada penelitian berjudul An Analysis into University Students' Bad Lifestyle Habits and Their Effect of Academic Achievement tersebut, hampir setengah dari mahasiswa yang diteliti berusaha untuk meninggalkan kebiasaan buruknya tetapi berakhir mengulangnya kembali. Kebiasaan buruk yang dimiliki sebagian besar mahasiswa meliputi:

Menunda Pekerjaan

Kebiasaan ini berada di puncak kebiasaan buruk mahasiswa. Tugas akademik disertai kegiatan di luar perkuliahan lainnya membuat banyak mahasiswa memilih menunda pekerjaan. Tidak hanya kesibukan, faktor malas juga ikut mempengaruhi.

Biasanya, mahasiswa memilih mengerjakan tugas yang tenggat waktunya paling dekat. Tak jarang tugas baru akan selesai menjelang tenggat waktu. Ada yang berhasil mengumpulkan beberapa menit (bahkan detik) sebelum tenggat waktu. Ada pula yang akhirnya terlambat mengumpulkan tugas.

Untuk mengurangi kebiasaan ini, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mulai mencicil tugas ketika diberikan. Dengan begitu, tugas tidak akan menumpuk dan pekerjaan akan terasa lebih ringan.

Manajemen Waktu yang Buruk

Manajemen waktu erat kaitannya dengan prioritas. Sebagai mahasiswa, sudah seharusnya kegiatan akademik menjadi prioritas utama. Ketika mahasiswa diberi tanggung jawab besar di beberapa kegiatan non-akademik, manajemen waktu yang baik sangat diperlukan. Jika dirasa terlalu sibuk, membuat jadwal yang rinci bisa menjadi solusi. Penjadwalan juga harus mempertimbangkan prioritas tiap-tiap kegiatan. 

Kurang Tidur

Pada penelitian Mamoon dkk, kurang tidur adalah kebiasaan yang paling banyak dilakukan mahasiswa. Biasanya, padatnya kegiatan dan tugas yang menumpuk jadi alasan. Menunda pekerjaan hingga tenggat waktu juga berdampak pada kurangnya waktu tidur. Dosen sering memberikan tenggat waktu pada penghujung hari.

Mahasiswa yang mengerjakan tugas yang mendekati tenggat waktu biasanya harus mengorbankan waktu istirahat untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain tugas, persiapan ujian menggunakan SKS (sistem kebut semalam) juga kerap memakan waktu istirahat. Tak jarang pula mahasiswa baru sempat tidur menjelang subuh.

Minimnya waktu tidur akan berdampak pada suasana hati di pagi hari. Mulai dari suasana hati yang buruk, ingatan yang buruk, hingga nilai yang buruk. Lebih parah lagi jika tidur terlalu lambat ini akan berujung pada gangguan tidur atau insomnia.

Lagi-lagi, solusi yang bisa mengurangi kebiasaan ini adalah dengan membuat jadwal, termasuk jadwal tidur. Selain itu, olahraga dan mengatur nutrisi yang masuk ke tubuh juga diperlukan. Terakhir, mengatur lingkungan tidur yang nyaman.

Titip Absen dan Bolos

Kebiasaan titip absen sering kali jadi bahan perbincangan publik, tak sedikit yang menganggap kebiasaan ini normal atau bahkan lucu. Sementara kebiasaan bolos biasanya dilakukan dengan alasan mengambil "jatah bolos". Bukan hal baru di mana dosen memberikan bobot penilaian tertentu dari kehadiran mahasiswa.

Kebiasaan tidak menghadiri kelas ini akan berakibat pada kurangnya pemahaman pada materi yang disampaikan dosen. Ini kemudian akan berdampak pula pada salah satu yang disebutkan oleh Mamoon, yaitu ketidaksiapan menghadapi ujian.

Terlalu Fokus pada Akademik

Ternyata, memberikan perhatian penuh pada akademik juga bukan sesuatu yang tepat. Sebagai seseorang yang akan memasuki dunia kerja, mahasiswa perlu meningkatkan potensi dirinya di bidang non-akademik. Tidak perlu sesuatu yang terlalu menyita waktu, kegiatan volunteer dalam periode singkat bisa menjadi opsi. Selain itu, banyak program studi yang juga mengharuskan mahasiswa untuk menempuh kegiatan magang yang dapat mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja yang sebenarnya.

Tidak Memperhatikan Kesehatan

Ada banyak kebiasaan yang berpengaruh buruk pada kesehatan mahasiswa. Seperti melewatkan jam makan, konsumsi kafein terlalu banyak, dan tidak berolahraga. Banyak mahasiswa yang selalu merasa dikejar waktu sehingga kerap tidak makan pada waktunya. Padahal, untuk bisa mengerjakan banyak kegiatan, seseorang butuh nutrisi dari makanan.

Kopi disebut-sebut sebagai teman baik mahasiswa. Dengan kandungan kafein, kopi dianggap membantu mahasiswa tetap terjaga untuk mengerjakan tugas bahkan ketika waktu istirahat.

Di tengah padatnya kegiatan, seseorang butuh berolahraga untuk menjaga berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh. Penelitian juga menyebutkan bahwa dengan bergerak (exercise) atau berolahraga, performa otak juga meningkat.

Itulah kebiasaan buruk mahasiswa yang seharusnya dihindari agar tidak memberi pengaruh buruk pada performa diri, baik di lingkungan kampus atau secara umum.


Penulis: Nathan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama